Sobat perlu tahu bahwa pendekatan branding Produk, atau Jasa, mempengaruhi langkah ke depan dalam menentukan strateginya.
Tapi tunggu dulu, sebelum membahas lebih jauh cara menentukan pendekatan branding, apakah sobat mengerti apa itu Brand? Hehe …
Apa Itu Brand?
Mengulas sedikit, secara harfiah Brand diartikan sebagai merek. Sementara berdasarkan ecommercewiki.org
“The term ‘brand’ originated from livestock branding. Differentiating one person’s cattle from another’s by means of a distinctive symbol burned into the animal’s skin with a hot branding iron”
Terjemah bebasnya, istilah ‘Brand’ berasal dari pemberian tanda pada ternak hidup. Gunanya membedakan ternak milik seseorang dari milik orang lain, caranya dengan menggunakan simbol khusus dari besi panas yang dibakar lalu ditempel ke kulit binatang itu.
Kelanjutan artikel ini hanya bisa dibaca oleh Member, silahkan login disini dulu atau Registrasi di sini
Perkembangannya, Brand memiliki arti yang berbeda. Investopedia.com mengartikan Brand sebagai berikut:
“A brand is a distinguishing symbol, mark, logo, name, word, sentence or a combination of these items that companies use to distinguish their product or SERVICE from others in the market.””
Menurut investopedia, Brand adalah simbol, tanda, logo, nama, kata, kalimat, atau kombinasi dari item-item tersebut yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk membedakan produk atau layanan mereka dari yang lain di pasaran.
Nah, kalau menurut praktisi Branding Indonesia, Pak Bi (Subiakto Priosoedarsono):
“Branding is the sum of perception that are held about you, your company or your products. This include perceptions held by both external and internal audiences and stakeholder”
Secara bebas terjemahnya, Brand adalah hasil akhir suatu persepsi yang dimiliki tentang Anda, perusahaan Anda, atau produk Anda. Cakupannya termasuk tentang persepsi yang dimiliki oleh audiens dan pemangku kepentingan baik dari eksternal maupun internal. Semoga sedikit kutipan di atas dapat memberikan gambaran untuk kemudian memahami apa itu Branding.
Apa Itu Branding?
Melanjutkan pendapat Pak Bi, Branding adalah:
“The universe of activities you undertake that affects those perception. In order to effectively build a positive brand perception, you must engage in both internal and external activities which are aligned to deliver a consistent impression of who you are”
Menurut Pak Bi, Branding adalah segala kegiatan yang Anda lakukan, yang memengaruhi persepsi itu. Agar dapat secara efektif membangun persepsi merek yang positif, maka Anda harus terlibat dalam aktivitas internal dan eksternal yang selaras untuk memberikan kesan yang konsisten tentang siapa Anda.
Pada zaman sekarang, dengan semakin berkembangnya teknologi maka segala upaya sebagaimana dijelaskan di atas, juga dilakukan di dunia maya (digital/online) untuk melengkapi yang sudah dilakukan di dunia nyata (offline). Sehingga, selaras dengan penjelasan Pak Bi, maka tidak ada perbedaan tujuan antara branding pada umumnya dengan branding secara digital. Pada bagian ini, merek haruslah bersifat universal, di semua saluran dan media.
Salah Satu Pendekatan Branding
Berangkat dari penjelasan di atas, maka sobat perlu memahami karakteristik produk atau jasa kemudian disandingkan dengan karakteristik saluran dan media yang akan dijadikan sarana untuk branding. Ada banyak pembagian yang dilakukan oleh para praktisi untuk melakukan pendekatan branding terhadap produk atau jasa yang mereka kelola. Pada kesempatan ini, akan disampaikan salah satu pendekatan dalam melakukan Branding secara digital. Pendekatan yang kali ini diulas adalah berdasarkan pendekatan kebutuhan (need) dan minat (interest).
Pada barang atau jasa yang masuk kategori kebutuhan, maka para calon pelanggan akan lebih aktif dalam mencari informasi tentang hal yang dibutuhkannya. Secara offline, pencarian itu bisa dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari riset kecil dengan bertanya kepada keluarga, tetangga, atau kolega yang pernah menggunakannya. Hingga mencari di mesin pencari, membaca sebuah ulasan (review) dari pengguna/tokoh, atau setidak-tidaknya mengikuti rating yang disajikan oleh penyedia data, jika dilakukan secara online.
Sementara untuk yang masuk kategori minat, maka pengguna cenderung pasif dalam mencari informasi hingga ada suatu “sentuhan” dari pemilik produk, atau jasa, yang menggugah mereka untuk mencari tahu lebih lanjut. Pada sisi ini, peran dari pemilik produk atau jasa dituntut lebih kreatif dan atraktif untuk mempengaruhi calon pelanggannya agar kemudian tergerak menyelami lebih dalam sesuai dengan minatnya masing-masing. Banyak hal yang dapat dipertimbangkan calon pelanggan, semisal: warna, corak, motif, model, gaya, rasa, dan lainnya.
Digital Branding
Bila kembali pada praktek di dunia nyata (offline), hal ini dapat sobat coba dengan menyebutkan suatu nama orang, atau produk, atau jasa tertentu kepada diri sendiri dan kepada orang lain. Sedangkan jika di dunia maya (online/digital) maka pencarian hal yang dibutuhkan oleh calon pelanggan dibantu oleh keberadaan mesin pencari (Search Engine) seperti Google, Bing, Baidu dan lainnya. Calon pelanggan cukup mengetikkan sebuah kata kunci (keyword) pada area input yang disediakan.
Basis penayangan informasi oleh mesin pencari berdasarkan setiap data yang telah diinput dan diterbitkan setiap orang ke jaringan online, kemudian disesuaikan dengan relevansi kebutuhan pengguna mesin pencari. Hasilnya, calon pelanggan (melalui algoritma yang sudah dibuat oleh tim mesin pencari) dimudahkan dalam menemukan informasi relevan tentang produk, atau jasa, yang mereka butuhkan.
Contoh:
Pada akhir pekan depan sobat bersama teman-teman akan mengunjungi salah satu wisata air. Masalahnya adalah, sobat seorang yang tidak bisa berenang dikarenakan salah satu alasan. Apapun alasannya sobat butuh produk, atau jasa, yang dapat membantu sobat berenang, atau setidaknya membantu mengapung di air. Pada sisi lain waktu yang membatasi untuk belajar mengakibatkan sobat mencari produk yang memudahkan.
Pada area pencarian di mesin pencari, sobat akan mengetikkan kata/kalimat kunci agar menemukan solusi, semisal “baju renang anti tenggelam” atau “baju renang mengapung”. Salah satu hasil yang ditampilkan oleh mesin pencari adalah Baju Renang Premium Dewasa Merek Safe Swim. Kemudian pada baris dan halaman lainnya muncul pilihan produk serupa namun Brand-nya berbeda.
Berdasarkan contoh di atas, pada awalnya Sobat tidak mengetahui nama Brand yang sesuai dengan kebutuhan sobat. Namun, karena Brand tersebut menyesuaikan persepsi yang mereka inginkan dengan yang dibutuhkan calon pelanggan, maka mesin pencari dapat dengan mudah mempertemukan keduanya.
Sebagai pemilik Brand, produsen Safe Swim menginginkan agar produk mereka dikenal sebagai salah satu solusi bagi yang tidak bisa berenang, berapapun usianya, apapun jenis kelaminnya, bahkan pilihan berdasarkan keyakinannya (baju renang muslimah, atau baju renang berhijab). “Persepsi” produsen, disampaikan kepada publik dengan menyuplai informasi sebanyak mungkin melalui jaringan internet/online. Baik dengan website perusahaan, maupun sarana online lainnya.
Awalnya, baju renang model ini berbasis kebutuhan para calon pelanggan/pengguna. Belakangan para produsen menyadari bahwa produk mereka juga bisa masuk kategori minat karena ada unsur seperti warna, corak, motif, model, gaya, rasa, dan lainnya. Sehingga, untuk menguatkan Brand, para produsen juga memberikan pilihan-pilihan sesuai dengan minat calon penggunanya.
Sobat saat menentukan produk mana yang akan dipesan, akan mempertimbangkan kombinasi warna yang disukai, corak atau motif yang ditawarkan, model yang sesuai keinginan, tampilan/gaya yang menurut sobat kekinian, bahkan kadang sampai pada pilihan kenyamanan berdasarkan kain/bahan produk, dan lainnya. Apakah warna yang polos, atau yang colourfull. Apakah yang berbahan biasa sehingga memperlihatkan /membentuk shape tertentu dari foam-nya, atau berbahan khusus yang mampu menyembunyikan foam sehingga tidak terlihat seperti memakai pelampung.
Untuk mendekati calon pelanggan/pengguna, maka pemilik Brand perlu menyesuaikan strateginya. Tidak hanya menyuplai informasi “persepsi” yang sudah ditentukan agar mudah dirayapi oleh bot mesin pencari, tapi juga mendekati calon pelanggan/pengguna berdasarkan minatnya.
Penutup
Kembali memahami ulasan cara menentukan pendekatan branding dan contohnya di atas. Pada produk, atau jasa, yang berdasarkan pendekatan kebutuhan (need), maka pemilik Brand perlu melakukan upaya menyuplai informasi tentang produk mereka yang sesuai dengan persepsi yang sudah ditentukan. Sehingga persepsi yang ada di produsen sebagai pemangku kepentingan (stake holder) atau secara internal, selaras dengan persepsi calon pelanggan/pengguna atau secara eksternal. Kedua persepsi tersebut harus dijaga secara bersamaan agar memberikan kesan yang konsisten tentang produk tersebut. Sedangkan untuk produk, atau jasa, yang berdasarkan pendekatan minat (interest) pemilik Brand harus menyesuaikan strateginya di saluran dan media yang lebih sesuai (selain mesin pencari) Demikian sedikit bahasan tentang cara menentukan pendekatan branding. Semoga bermanfaat. Bantu share ya